Modero Alat Musik Masyarakat Pamona Kab. Luwu
Keberadaan sebuah kesenian tradisional dalam pelaksanaannya mengandung sebuah makana yang berperan sebagai fungsi dalam pelaksanaannya, baik melalui alat musik, nyanyian, dan gerakan tertentu. Modero sebagai salah satu kesenian daerah dalam hal ini musik tradisional, yang dalam pelaksanaanya melahirkan beberapa fungsi, yaitu fungsi umum dan fungsi khusus.
a. Modero sebagai sarana hiburan ( fungsi umum )
b. Modero sebagai pengiring penjemputan tamu pada acara tertentu (fungsi khusus).
Kedua fungsi di atas merupakan sarana bagi masyarakat pendukungnya, untuk dijaga dan tetap dilestarika sebagai aset budaya daerah dan kekayaan budaya bangsa.
1. Bentuk Penyajian Modero Pada Masyarakat Pamona Di Desa Maleku Kecamatan Mangkutana Kabupaten Luwu Timur
Seperti yang telah dibahas sebelumnya bahwa, awalnya Modero merupakan sebuah bagian dari hiburan dalam kerajaan Luwu yang dilaksanakan setelah selesainya pertemuan anatara raja-raja pada masa kerajaan Luwu. Menurut bapak Yedrin bahwasanya penyajian modero disesuaikan dengan bentuk acaranya, oleh karena itu ada modero ada yang bersifat umum dan ada yang brsifat khusus. Adapun jenis alat musik yang digunakan yaitu :
a. Ganda ( gendanag )
b. Gongi ( gong ).
Terkait dengan adanya unsur tari didalamnya, adalah sebuah gambaran tentang pemakanaan simbol penyatuan yang digambarkan dalam bentuk melingkar dengan saling bergandengan tangan.
Fungsi Modero Pada Masyarakat Pamona Di Desa Maleku Kecamatan Mangkutana Kabupaten Luwu Timur
Fungsi Modero dalam masyarakat Pamona terbagi atas dua bagian yakni :
a). Fungsi Umum. Modero sebagai sarana hiburan
Terjadinya sebuah karya seni didalam sebuah lingkungan masyarakat mempunyai maksud dan tujuan yang ingin dicapai dari hasil karya seni tersebut. Proses penciptaan dari karya tersebut tentu memakan waktu yang cukup lama, mulai dari lahirnya suatu ide dalam pikiran sang seniman atau penciptanya, hingga pada proses peyajiannya. Dari pemahaman tentang hasil karya seni atau proses penciptaan dapat kita pahami dan mengerti tentang bagai mana peranan dan kedudukan suatu karya seni sehingga dapat dinikmati oleh manusia sekitarnya untuk ikut merasakan dan memenuhi kepuasan perasaan seseorang.
Seperti halnya dengan musik Modero, tercipta dan lahir ditengah – tengah masyarakat dengan maksud dan tujuan tertentu. Modero sebagai bentuk sarana hiburan dalam acara pernikahan, pesta panen yang dala masyarakat Pamona sering disebut Padungku, dan perayaan 17 agustus. Dalam acara pernikahan Modero difungsikan sebagai bentuk rasa sukacita keluarga yang melaksanakan pernikahan, dalam acara pesta panen Modero difungsikan sebagai bentuk rasa syukur kepada Tuhan atas hasil pertanian yang telah dicapai, meskipun hasil panen tidak berhasil secara optimal, Modero tetap dilaksanakan, karna bagi mayarakat Pamona rasa syukur tidak dilihat dari hasil yang mereka capai, melainkan rasa syukur itu lahir ketika mereka dapat kembali berkumpul satu sama lain, sedangkan dalam acara perayaan 17 agustus, Modero difungsikan sebagai bentuk penghargaan kepada para pejuang yang gugur dalam medan perang ketika membela dan mempertahankan Negara Kesatuan Republik Indonesia ( NKRI ). Secara umum modero ini sering juga dijadikan sebagai tempat pencarian pasangan hidup dikalangan muda - mudi.
b). Fungsi Khusus. Modero sebagai pengiring penjemputan tamu agung dalam acara tertentu.
Dalam kehidupan masyarakat Pamona, tidak terlepas dari fungsional strata sosial yang mengarah pada integritas bangsa. Menurut bapak Yedrin selaku informan ( wawancara, jumat 2 desember 2011 ) bahwa masyarakat Pamona tidak mengenal adanya pengelompokan strata sosial diantara mereka, disisi lain mereka hanya melihat strata itu dalam ruang lingkup pemerintahan dan hukum. Ketika sebuah acara yang berkaitan dengan kedatangan para petinggi pemerintahan dan petinggi hukum, maka modero difungsikan sebagai pengiring penjemputan selamat datang.
1. Bentuk Penyajian Modero Pada Masyarakat Pamona Desa Maleku Kecamatan Mangkutana Kabupaten Luwu Timur
Modero sebagai sebuah musik tradisional memiliki bentuk dan ciri khas tersendiri dari beberapa musik tradisional yang ada di nusantara, ini terlihat dari bentuk penyajiannya yang dibagi kedalam dua bentuk, dimana modero umum hanya dilakukan dalam acara pernikahan, pesta panen, dan perayaan 17 agustus, sedangka modero khusus hanya dilaksanakan dalam acara terentu, seperti kedatangan gubernur, dan petingggi - petinggi pemerintahan lainnya.
Pada dasarnya Modero merupakan sebuah nyanyian yang mana syairnya merupakan pantun, yang dinyanyikan secara berkelompok yang iringan musiknya menggunakan gendang dan gong. Dalam penyajian musik modero gendang yang dalam bahasa Pamona disebut ganda, merupakan alat musik ritmis yang fungsinya sebagai penyatu irama antara lagu yang dinyanyikan dengan gerakan tangan dan kaki, alat musik ini biasanya dimainkan oleh dua orang dengan cara dipukul/ditabuh menggunakan stik yang terbuat dari kayu yang teksturnya keras dan kuat, biasanya menggunakan kayu uruh.
Proses pembuatan alat ini yakni memnggunakan batang kayu siombi sebagai tabung yang panjangnya kurang lebih 50 cm, kemudian untuk membran menggunakan kulit rusa atau anoa, sedangkan penguat membran menggunakan tali pengikat yang terbuat dari rotan serta bilahan kayu siombi yang direkatkan disekeliling permukaan tabung gendang, yang berfungsi sebagai stem dari suara yang dihasilkan ketika gendang itu dibunyikan.
Secara Pilosofsis beberapa bagian dari gendang ini mememiliki makana tersendiri, yakni bentukanyaman ikatan yang terdapat pada gendang ini yaitu saling merangkul, merupakan sebuah penyatuan antara semua golongan masyarakat dalam sebuah ikatan persaudaraan yang erat.
Pada masyarakat Pamona, alat musik gong / gongi dalam bahasa Pamona, merupakan sebuah alat musik ritmis yang digunakan sebagai pasangan gendang dalam penyajian modero, gong yang digunakan tidak berbeda dengan gong pada umumnya yakni tebuat dari besi kuningan.
Dalam modero, gong berperan sebagai pengatur tempo yang mana sumber bunyinya dihasilkan melalui getaran dari alat itu sendiri ( idiophone ) cara memainkannya yaitu dengan cara dipukul menggunakan stik mengikuti irama gendang.
Modero merupakan salah satu musik tradisional yang menggunakan peralatan atau instrumen seperti yang telah dijelaskan sebelumnya. Menurut keterangan informan ( bapak Yedrin ), bahwa alat tersebutlah yang sanga berperan dalam melaksanakan modero. Jumlah pemain yang digunakan dalam pertunjukan modero yang mana jika pelaksanaanya sebagai modero umum, yakni minimal 20 orang yang merupakan gabungan dari beberapa suku yang ada di Desa Maleku yang akan menyanyikan syair dari lagu nyanyian modero, untuk pengiring yaitu sebanyak 2 oarang yang mana seorang sebagai penabuh gendang, dan seorang lagi sebagai pemukul gong. Untuk modero khusus, pemainnya minimal 10 orang yang merupakan pemangku adat dari masyarakat Pamona. Pelaksanaan modero dilaksanakan pada malam hari dan berakhir hinngga subuh hari.
A. Alur
Alur dalam pertunjukan merupakan gambaran tentang bagaimana sebuah proses pementasan dari awal hingga akhirnya sebuah pertunjukan.
5) Sambil bernyanyi, kelompok penyanyipun bergerak berkeliling yang mana gerakannya berlawanan dengan arah jarum jam, dengan posisi tangan kanan mengarah keatas, sedangkan tangan kiri mengarah kebawah sambi merangkul tangan dengan pasangan disisi kiri dan kanannya.
c Kostum
Pengertian kostum dalam kamus bahasa Indonesia yang mengandung arti pakaian nasional, pakaian kebangsaan, baju atau pakaian sandiwara. Istilah kostum dalam pertunjukan adalah segala bentuk baju atau busana yang digunakan olh para pemaian sesuai dengan konsep apa yang akan dibawakan.
Peranan kostum dalam sebuah pertunjukan sangat penting, kostum yang dipakai bukan sekedar sebagai penutup tubuh agar terhindar dari panas matahari atau juga sebagai penutup aurat, akan tetapi sebagai salah elemen yang dapat menyampaikan ide atau gagasan yang akan disampaikan dalam pertunjukan tersebut.
Dalam pementasan modero khusus, kostum yang diginakan adalah pakaian adat masyarakat Pamona yang dikenal dengan sebutan pasanga, pakaian ini dapat menunjukan status dari orang yang memakai baju tersebut yakni, jika berwrna hitam berarti orang yang sudah berkeluarga ( orang tua ), jika berwarna merah berarti anak muda ( generasi penerus ), dan jika berwarna kuning berarti orang tersebut merupakan pemangku adat atau orang yang memiliki jabatan tertinggi dalam pemerintahan baik ditingkat Desa maupun ditingkat pusat. Dalam modero umum, kostum yang digunakan merupakan kostum bebas tetapi sopan.
d Syair
Syair merupakan kata yang menggambarkan maksud, tujuan dan pesan dalam sebuah lagu. Menurut Mc Neil, Rroderick, kekuatan syair pada lagu, adalah wujud dari konsentrasi pikiran dalam mengimajinasikan antara kata dan bunyi.Syair dalam lagu modero merupakan pantun yang merupakan pesan moral, dan pantun bersifat sindiran (kasmaran ). Adapun contoh syair modero antara lain sebagai berikut :
Contoh syair modero umum dalam acara pesta panen.
Kayori Po Bonde (Syair tentang berkebun untuk keluarga baru )
Pobondenya ndate nawo
Pa’e nya motapu – tapu
Beda tuwu ana nta’u
Kapusanya moga’a yau
Kepada keluarga yang baru
Kepada keluarga yang baru
Jangan malas, sehingga hasil panen
Tidak memuaskan yang akhirnya
Isteri bisa minta cerai
Contoh syair modero umum dalam acara pesta pernikahan antara lain sebagai berikut :
Syair ( Kayori ) cinta bersifat sindiran
Siko ne’e ka....
Siko ne’e kagele –gele
Nu saru ba......
Nu saru bara ku engge
Re’e ri oyo m’pamuda
Mantima banya anunya
E’a... mata to da ku nginu ka rasu
kamu jangan tersenyum padaku
jangan menebar pesona padaku
kau pikir
kau pikir bahwa aku mau menjadi kekasihmu
Ada di tengah lingkaran pemuda
Ada di tengah lingkaran pemuda
Mendekati gadis bukan miliknya
Malu rasanya jika membayangkan
Mau minum racun
Contoh syair modero khusus yang digunakan untuk menjemput tamu kehormatan ( Gubernur dan Bupati ) antara lain sebagai berikut :
Syair ( kayori ) Dalam Mempertahankan
Kesatuan Negara Republik Indonesia
Potunda ka maradeka Pancasila po tabe’a
Negara ne’e maeka Tanggu kami mantabe’a
Reff :
Wai ka mo doni dole naka soyo mo ando
Sisi ng’koro ku pindongo n’tuwu da nu pa tambo
Iyo...naka... naka..wa se’e mo..
Naka wase’e mo napa’endo – endo eyo
Kita berada dalam kesatuan
NKRI dalam bingkai pancasila
Kami siap mengawal Negara
Sampai titik darah penghabisan
Reff
Biarkanlah mentari itu tenggelam
Dan masuk diperaduannya
Apakah aku dilahirkan untuk kau kecewakan
Kalau memang demikian,
Jika memang harus demikian,
Mungkin itu sudah takdir
Dalam hidup ini
Awal BalaLembang,S.Pd
a. Modero sebagai sarana hiburan ( fungsi umum )
b. Modero sebagai pengiring penjemputan tamu pada acara tertentu (fungsi khusus).
Kedua fungsi di atas merupakan sarana bagi masyarakat pendukungnya, untuk dijaga dan tetap dilestarika sebagai aset budaya daerah dan kekayaan budaya bangsa.
1. Bentuk Penyajian Modero Pada Masyarakat Pamona Di Desa Maleku Kecamatan Mangkutana Kabupaten Luwu Timur
Seperti yang telah dibahas sebelumnya bahwa, awalnya Modero merupakan sebuah bagian dari hiburan dalam kerajaan Luwu yang dilaksanakan setelah selesainya pertemuan anatara raja-raja pada masa kerajaan Luwu. Menurut bapak Yedrin bahwasanya penyajian modero disesuaikan dengan bentuk acaranya, oleh karena itu ada modero ada yang bersifat umum dan ada yang brsifat khusus. Adapun jenis alat musik yang digunakan yaitu :
a. Ganda ( gendanag )
b. Gongi ( gong ).
Terkait dengan adanya unsur tari didalamnya, adalah sebuah gambaran tentang pemakanaan simbol penyatuan yang digambarkan dalam bentuk melingkar dengan saling bergandengan tangan.
Fungsi Modero Pada Masyarakat Pamona Di Desa Maleku Kecamatan Mangkutana Kabupaten Luwu Timur
Fungsi Modero dalam masyarakat Pamona terbagi atas dua bagian yakni :
a). Fungsi Umum. Modero sebagai sarana hiburan
Terjadinya sebuah karya seni didalam sebuah lingkungan masyarakat mempunyai maksud dan tujuan yang ingin dicapai dari hasil karya seni tersebut. Proses penciptaan dari karya tersebut tentu memakan waktu yang cukup lama, mulai dari lahirnya suatu ide dalam pikiran sang seniman atau penciptanya, hingga pada proses peyajiannya. Dari pemahaman tentang hasil karya seni atau proses penciptaan dapat kita pahami dan mengerti tentang bagai mana peranan dan kedudukan suatu karya seni sehingga dapat dinikmati oleh manusia sekitarnya untuk ikut merasakan dan memenuhi kepuasan perasaan seseorang.
Seperti halnya dengan musik Modero, tercipta dan lahir ditengah – tengah masyarakat dengan maksud dan tujuan tertentu. Modero sebagai bentuk sarana hiburan dalam acara pernikahan, pesta panen yang dala masyarakat Pamona sering disebut Padungku, dan perayaan 17 agustus. Dalam acara pernikahan Modero difungsikan sebagai bentuk rasa sukacita keluarga yang melaksanakan pernikahan, dalam acara pesta panen Modero difungsikan sebagai bentuk rasa syukur kepada Tuhan atas hasil pertanian yang telah dicapai, meskipun hasil panen tidak berhasil secara optimal, Modero tetap dilaksanakan, karna bagi mayarakat Pamona rasa syukur tidak dilihat dari hasil yang mereka capai, melainkan rasa syukur itu lahir ketika mereka dapat kembali berkumpul satu sama lain, sedangkan dalam acara perayaan 17 agustus, Modero difungsikan sebagai bentuk penghargaan kepada para pejuang yang gugur dalam medan perang ketika membela dan mempertahankan Negara Kesatuan Republik Indonesia ( NKRI ). Secara umum modero ini sering juga dijadikan sebagai tempat pencarian pasangan hidup dikalangan muda - mudi.
b). Fungsi Khusus. Modero sebagai pengiring penjemputan tamu agung dalam acara tertentu.
Dalam kehidupan masyarakat Pamona, tidak terlepas dari fungsional strata sosial yang mengarah pada integritas bangsa. Menurut bapak Yedrin selaku informan ( wawancara, jumat 2 desember 2011 ) bahwa masyarakat Pamona tidak mengenal adanya pengelompokan strata sosial diantara mereka, disisi lain mereka hanya melihat strata itu dalam ruang lingkup pemerintahan dan hukum. Ketika sebuah acara yang berkaitan dengan kedatangan para petinggi pemerintahan dan petinggi hukum, maka modero difungsikan sebagai pengiring penjemputan selamat datang.
1. Bentuk Penyajian Modero Pada Masyarakat Pamona Desa Maleku Kecamatan Mangkutana Kabupaten Luwu Timur
Modero sebagai sebuah musik tradisional memiliki bentuk dan ciri khas tersendiri dari beberapa musik tradisional yang ada di nusantara, ini terlihat dari bentuk penyajiannya yang dibagi kedalam dua bentuk, dimana modero umum hanya dilakukan dalam acara pernikahan, pesta panen, dan perayaan 17 agustus, sedangka modero khusus hanya dilaksanakan dalam acara terentu, seperti kedatangan gubernur, dan petingggi - petinggi pemerintahan lainnya.
Pada dasarnya Modero merupakan sebuah nyanyian yang mana syairnya merupakan pantun, yang dinyanyikan secara berkelompok yang iringan musiknya menggunakan gendang dan gong. Dalam penyajian musik modero gendang yang dalam bahasa Pamona disebut ganda, merupakan alat musik ritmis yang fungsinya sebagai penyatu irama antara lagu yang dinyanyikan dengan gerakan tangan dan kaki, alat musik ini biasanya dimainkan oleh dua orang dengan cara dipukul/ditabuh menggunakan stik yang terbuat dari kayu yang teksturnya keras dan kuat, biasanya menggunakan kayu uruh.
Proses pembuatan alat ini yakni memnggunakan batang kayu siombi sebagai tabung yang panjangnya kurang lebih 50 cm, kemudian untuk membran menggunakan kulit rusa atau anoa, sedangkan penguat membran menggunakan tali pengikat yang terbuat dari rotan serta bilahan kayu siombi yang direkatkan disekeliling permukaan tabung gendang, yang berfungsi sebagai stem dari suara yang dihasilkan ketika gendang itu dibunyikan.
Secara Pilosofsis beberapa bagian dari gendang ini mememiliki makana tersendiri, yakni bentukanyaman ikatan yang terdapat pada gendang ini yaitu saling merangkul, merupakan sebuah penyatuan antara semua golongan masyarakat dalam sebuah ikatan persaudaraan yang erat.
Pada masyarakat Pamona, alat musik gong / gongi dalam bahasa Pamona, merupakan sebuah alat musik ritmis yang digunakan sebagai pasangan gendang dalam penyajian modero, gong yang digunakan tidak berbeda dengan gong pada umumnya yakni tebuat dari besi kuningan.
Dalam modero, gong berperan sebagai pengatur tempo yang mana sumber bunyinya dihasilkan melalui getaran dari alat itu sendiri ( idiophone ) cara memainkannya yaitu dengan cara dipukul menggunakan stik mengikuti irama gendang.
Modero merupakan salah satu musik tradisional yang menggunakan peralatan atau instrumen seperti yang telah dijelaskan sebelumnya. Menurut keterangan informan ( bapak Yedrin ), bahwa alat tersebutlah yang sanga berperan dalam melaksanakan modero. Jumlah pemain yang digunakan dalam pertunjukan modero yang mana jika pelaksanaanya sebagai modero umum, yakni minimal 20 orang yang merupakan gabungan dari beberapa suku yang ada di Desa Maleku yang akan menyanyikan syair dari lagu nyanyian modero, untuk pengiring yaitu sebanyak 2 oarang yang mana seorang sebagai penabuh gendang, dan seorang lagi sebagai pemukul gong. Untuk modero khusus, pemainnya minimal 10 orang yang merupakan pemangku adat dari masyarakat Pamona. Pelaksanaan modero dilaksanakan pada malam hari dan berakhir hinngga subuh hari.
A. Alur
Alur dalam pertunjukan merupakan gambaran tentang bagaimana sebuah proses pementasan dari awal hingga akhirnya sebuah pertunjukan.
- Sebelum dimulainya pertunjukan, terlebih dahulu memohon doa yang dipimpin ole sesepu adat. Ini dimaksudkan agar dalam pertunjukan tidak terjadi sesuatu hal yang tidak inginkan.
- Semua pemain bersiap di tempat yang telah ditentukan.
- Ketika gendang sudah mulai dibunyikan, maka pertnda bahwa modero segera dimulai.
- Kelompok penyanyi mulailah menyanyikan lagu modero yang merupakan syair yang dalam bahasa Pamona disebut kayori berisikan pantun.
5) Sambil bernyanyi, kelompok penyanyipun bergerak berkeliling yang mana gerakannya berlawanan dengan arah jarum jam, dengan posisi tangan kanan mengarah keatas, sedangkan tangan kiri mengarah kebawah sambi merangkul tangan dengan pasangan disisi kiri dan kanannya.
c Kostum
Pengertian kostum dalam kamus bahasa Indonesia yang mengandung arti pakaian nasional, pakaian kebangsaan, baju atau pakaian sandiwara. Istilah kostum dalam pertunjukan adalah segala bentuk baju atau busana yang digunakan olh para pemaian sesuai dengan konsep apa yang akan dibawakan.
Peranan kostum dalam sebuah pertunjukan sangat penting, kostum yang dipakai bukan sekedar sebagai penutup tubuh agar terhindar dari panas matahari atau juga sebagai penutup aurat, akan tetapi sebagai salah elemen yang dapat menyampaikan ide atau gagasan yang akan disampaikan dalam pertunjukan tersebut.
Dalam pementasan modero khusus, kostum yang diginakan adalah pakaian adat masyarakat Pamona yang dikenal dengan sebutan pasanga, pakaian ini dapat menunjukan status dari orang yang memakai baju tersebut yakni, jika berwrna hitam berarti orang yang sudah berkeluarga ( orang tua ), jika berwarna merah berarti anak muda ( generasi penerus ), dan jika berwarna kuning berarti orang tersebut merupakan pemangku adat atau orang yang memiliki jabatan tertinggi dalam pemerintahan baik ditingkat Desa maupun ditingkat pusat. Dalam modero umum, kostum yang digunakan merupakan kostum bebas tetapi sopan.
d Syair
Syair merupakan kata yang menggambarkan maksud, tujuan dan pesan dalam sebuah lagu. Menurut Mc Neil, Rroderick, kekuatan syair pada lagu, adalah wujud dari konsentrasi pikiran dalam mengimajinasikan antara kata dan bunyi.Syair dalam lagu modero merupakan pantun yang merupakan pesan moral, dan pantun bersifat sindiran (kasmaran ). Adapun contoh syair modero antara lain sebagai berikut :
Contoh syair modero umum dalam acara pesta panen.
Kayori Po Bonde (Syair tentang berkebun untuk keluarga baru )
Pobondenya ndate nawo
Pa’e nya motapu – tapu
Beda tuwu ana nta’u
Kapusanya moga’a yau
Kepada keluarga yang baru
Kepada keluarga yang baru
Jangan malas, sehingga hasil panen
Tidak memuaskan yang akhirnya
Isteri bisa minta cerai
Contoh syair modero umum dalam acara pesta pernikahan antara lain sebagai berikut :
Syair ( Kayori ) cinta bersifat sindiran
Siko ne’e ka....
Siko ne’e kagele –gele
Nu saru ba......
Nu saru bara ku engge
Re’e ri oyo m’pamuda
Mantima banya anunya
E’a... mata to da ku nginu ka rasu
kamu jangan tersenyum padaku
jangan menebar pesona padaku
kau pikir
kau pikir bahwa aku mau menjadi kekasihmu
Ada di tengah lingkaran pemuda
Ada di tengah lingkaran pemuda
Mendekati gadis bukan miliknya
Malu rasanya jika membayangkan
Mau minum racun
Contoh syair modero khusus yang digunakan untuk menjemput tamu kehormatan ( Gubernur dan Bupati ) antara lain sebagai berikut :
Syair ( kayori ) Dalam Mempertahankan
Kesatuan Negara Republik Indonesia
Potunda ka maradeka Pancasila po tabe’a
Negara ne’e maeka Tanggu kami mantabe’a
Reff :
Wai ka mo doni dole naka soyo mo ando
Sisi ng’koro ku pindongo n’tuwu da nu pa tambo
Iyo...naka... naka..wa se’e mo..
Naka wase’e mo napa’endo – endo eyo
Kita berada dalam kesatuan
NKRI dalam bingkai pancasila
Kami siap mengawal Negara
Sampai titik darah penghabisan
Reff
Biarkanlah mentari itu tenggelam
Dan masuk diperaduannya
Apakah aku dilahirkan untuk kau kecewakan
Kalau memang demikian,
Jika memang harus demikian,
Mungkin itu sudah takdir
Dalam hidup ini
Awal BalaLembang,S.Pd